Sepiring mie Aceh dan teh tarik dingin
Malam ini aku duduk sendiri disebuah warung mie Aceh sederhana didekat kampus. Dengan konsep terbuka, lebar dan banyak kursi meja, tempat ini adalah favorit mahasiswa untuk makan, ngerjain tugas bahkan pacaran.
Suasana warungnya masih sama persis seperti saat aku masih kuliah di kota ini, jalannya juga masih sama. Yang berbeda hanya kedatanganku kali ini hanya cuman untuk mengenang semuanya di kota ini.
Ternyata sambil menikmati sepiring mie Aceh dan teh tarik dingin benar-benar membuatku memutar kembali semua ingatan yang ada di kepala. kedua menu ini adalah favorit dan andalan saat ke warung Aceh.
Tiba-tiba diputar playlist yang isinya lagu fiersa Besari langsung aku merasa kembali ke tahun 2018.
Mie Aceh ini sederhana sekali harganya pun tidak terlalu mahal tapi rasanya sangat mewah malam ini.
20.39
Dan aku masih menikmati duduk sendiri di pojok dan menulis ini. Untuk sekali lagi suatu saat nanti aku bisa mengenang hal-hal bahagia yang sederhana ini.